Minggu, 29 April 2012

Gagasan

Sebuah kisah untuk Anda..

Alkisah dua orang sahabat yang merantau, sebut A dan B pergi ke suatu desa mencari barang yang berharga. Saat mereka dalam perjalanan, mereka menemukan tumpukan rami yang telah dibuang (rami adalah jenis serat tumbuhan yang dapat dipintal menjadi benang rami, yang kemudian dapat dibuat menjadi tali atau kain). Si A berkata, “Ini adalah tumpukan rami, kau buat seikat dan aku buat seikat lalu kita akan membawanya pulang.” Jadilah mereka berdua membawa tumpukan rami itu. Kemudian saat mereka sampai ke jalan desa lain, mereka menemukan setumpuk besar benang rami yang teronggok begitu saja, maka berkatalah si A, “Benang rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari tumpukan rami ini. Mari kita buang rami ini dan melanjutkan perjalanan dengan membawa benang rami ini.” Tetapi si B menjawab, “Aku sudah menempuh perjalanan jauh dengan rami ini, lagipula ia sudah terikat dengan rapi. Aku sudah cukup dengan rami ini, kau lakukan saja apa yang kau suka.” Maka si A membuang tumpukan raminya dan membawa tumpukan benang rami yang baru ditemukannya. Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanannya.

Nah, apa pendapat Anda mengenai si A dan si B? Pikirkanlah terlebih dahulu lalu melanjutkan membaca.

Sampai di jalan desa lain, mereka berdua menemukan lagi kain rami yang telah dibuang. Berkatalah lagi si A, “Kain rami ini adalah apa yang kita butuhkan dari rami dan benang rami ini, mari kita buang saja beban yang kita bawa lalu kita ambil kain rami ini.” Tetapi si B menjawab seperti jawabannya yang tadi. Setelah si A mengangkut kain rami itu, mereka melanjutkan perjalanannya. Di desa lain mereka menemukan tumpukan batang linen, di desa lainnya lagi benang linen, lalu kain linen, kapas, benang katun, kain katun, besi, tembaga, perak, dan terakhir emas. Seperti sebelum-sebelumnya si A pun berkata, “Tumpukan emas ini adalah apa yang kita perlukan dari rami, benang rami, kain rami, batang linen, benang linen, kain linen, kapas, benang katun, kain katun, besi, tembaga, dan perak. Kau buanglah tumpukan rami itu dan akan kubuang beban perak yang kubawa, lalu mari kita membawa tumpukan emas ini.” Demikian juga si B menjawab, seperti sebelum-sebelumnya, “Aku sudah menempuh perjalanan jauh dengan rami ini, lagipula ia sudah terikat dengan rapi. Aku sudah cukup dengan rami ini, kau lakukan saja apa yang kau suka.” Maka si A membuang tumpukan peraknya dan mengangkut tumpukan emas itu.

Kemudian mereka pulang ke desa mereka. Di sana, si B tidak membawa kesenangan bagi orang tua, istri, dan anak-anaknya. Tidak pula bagi dirinya sendiri. Tetapi si A pulang dengan membawa kesenangan bagi orang tua, istri, anak, dan bagi dirinya sendiri.

Bagaimana? Mungkin, sebagian dari Anda sebelum menyelesaikan membaca cerita ini malah memberikan apresiasi pada si A, entah perihal “oknum yang sudah cukup bersyukur”, ataukah “kesetiaan yang picik terhadap ‘gagasan pertama’”. Jikalau demikian, Anda tidak perlu merasa aneh, itu sikap yang cukup wajar dalam masyarakat umum, itu adalah sikap skeptisme dogmatis. Kita cenderung mempertahankan pandangan/dogma kita atas dasar cinta buta, enggan mempertimbangkan pandangan lain meski pandangan yang baru ini lebih benar dan lebih banyak mendatangkan kebaikan bagi kita. Kita menutup mata terhadap hal-hal lain yang lebih mencerahkan dan membahagiakan, enggan untuk sekedar menguji pandangan baru itu, hanya karena ingin mempertahankan keyakinan awal kita karena sudah merasa nyaman bahkan meskipun kita tahu bahwa itu keliru.

Ya, begitulah manusia pada umumnya, dan begitu pulalah para ilmuwan. Anda dapat dengan mudah menemukan teori-teori yang cenderung dipertahankan oleh para ilmuwan, mempertahankan gagasan-gagasan lama meskipun telah dibuktikan tidak sesuai dengan data dan fakta. Kita tidak benar-benar ingin berubah. Padahal, meskipun berubah tidak menjamin hasil yang lebih baik, tetapi hasil yang lebih baik hanya mungkin diperoleh dengan melakukan perubahan.



Catatan:
Judul sebenarnya dari artikel ini “Skeptisme Dogmatis”, kisah di atas saya sadur dari Digha Nikaya 23.29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.