Minggu, 02 Desember 2012

Predestination Paradox

Predestination paradox dan ontological paradox dapat dikatakan berada pada pihak yang berseberangan dengan grandfather paradox. Grandfather paradox merujuk kepada dua pilihan, yakni perjalanan waktu merupakan suatu hal yang tidak mungkin ataukah perjalanan waktu sesuai dengan teori parallel-universe yang menyatakan bahwa selalu ada tempat bagi pilihan-pilihan peristiwa yang mungkin dalam semesta-semesta kuantum. Tiap-tiap semesta kuantum memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Apapun yang Anda lakukan di suatu semesta kuantum, tidak akan mempengaruhi sejarah semesta kuantum lainnya. Prinsip ini disebut many-worlds interpretation.

Sebaliknya, ontological paradox dan predestination paradox berusaha menunjukkan bahwa sejarah telah dibuat, dan kita tidak punya kemampuan apa-apa untuk merubah suatu sejarah—kita hanya dapat mengikuti jalan yang sudah ditentukan sejarah. Kita hanya dapat melakukan suatu hal jika hal itu memang sesuai dalam sejarah. Apapun yang sudah terjadi haruslah terjadi. Seseorang yang melakukan perjalanan waktu pastilah karena seseorang yang sama di waktu yang lebih maju pernah melakukan perjalanan waktu dan seseorang yang sama di waktu lebih lampau juga akan melakukan perjalanan waktu. Jika seseorang pergi ke masa lalu dan melakukan suatu macam hal, maka dia hanya mengisi sejarahnya karena dirinya di masa depan juga pergi ke masa lalu dan melakukan hal yang sama sehingga sejarah tidak pernah berubah. Prinsip ini dikenal sebagai Novikov self-consistency principle, yang dikemukakan oleh seorang fisikawan Rusia Igor Dmitriyevich Novikov. Menurut prinsip ini, grandfather paradox tidak mungkin terjadi. Meskipun seseorang bernama Yabo pergi ke masa lalu dan berupaya membunuh kakeknya, usahanya pasti akan selalu gagal—karena sejarah mencatat kakeknya akan bertahan hidup dan memiliki anak yang akan memiliki anak yakni Yabo itu. Tentunya kakeknya si Yabo yang berasal dari masa yang sama ternyata juga pernah menjadi korban percobaan pembunuhan di masa lalu (dan pelakunya ialah Yabo dari masa depan). Dan, Yabo bisa pergi ke masa lalu karena di masa depan dirinya juga pergi ke masa lalu—juga berupaya membunuh kakeknya, dan gagal pula.


Ontological paradox

In 1850, Bob’s horse was sppoked by something, and almost took Bob over a cliff, had it not been for a strange man stopping the horse. This strange man was later honoured by having a statue of him erected. Two hundred years later, Bob goes back in time to sight-see, and sees someone’s horse about to go over a cliff. He rushes to his aid and saves his life.

Anda tidak mungkin menemui diri Anda di masa lalu jika di masa lalu Anda tidak pernah menemui diri Anda dari masa depan.

Pada gambar, sejarah Bob di dunia dilukiskan sebagai garis merah dalam garis waktu. Adapun garis merah di luar garis waktu hanyalah untuk penggambaran lompatan Bob ke masa lalu atau masa depan. Pada selang singkat AB, terdapat dua garis sejarah Bob yang berimpit. Ini menunjukkan terdapat dua Bob saat itu, yakni Bob dari masa itu dan Bob dari masa depan (titik C) yang berkunjung ke masa lalu (titik A) beberapa saat kemudian balik kembali (titik B) ke masanya (titik D). Pada selang CD tidak terdapat garis sejarah Bob, menandakan kita tak akan mungkin menemukan Bob saat itu karena ia memang tidak ada di dunia pada selang CD. Pada titik E, anggap Bob meninggal sehingga berakhirlah garis sejarahnya di alam semesta ini.

Menurut model ini, ruang bergerak (berekspansi) terhadap sumbu waktu dan perpotongan antara keduanya merupakan suatu peristiwa. Ruang ini tak hingga banyaknya, berlapis-lapis bergerak menyusuri sumbu waktu sehingga peristiwa-peristiwa yang sama akan terus berulang di ruang-ruang yang berbeda, tetapi pada titik waktu yang sama. Misalkan pada t = A Bob0 menemui seseorang yang ternyata dirinya yang berasal dari masa depan (t = C, kita beri nama Bob1), maka seiring dengan aliran ruang terhadap waktu, Bob0 akan bergerak ke titik t = C, mengharuskan ia mengulangi sejarah dengan pergi ke masa lalu (t = A) dan bertemu Bob di masa itu, Bob-1.


Predestination Paradox (Temporal Causality Loop)

Berikut beberapa potongan cerita mengenai predestination paradox.

Family Guy (season 9 episode 16)

Stewie and Brian travel back in time using Stewie’s time machine. They are warped outside the space-time continuum, before the Big Bang. To return home, Stewie overloads the return pad and they are boosted back into the space-time continuum by an explosion. Stewie later studies the radiation footprints of the Big Bang and the explosion of his return pad. He discovers that they mach, and he concludes that he is actually the creator of the universe. He explains his theory to Brian, who replies with “That doesn’t make any sense; you were born into universe. How could you create it?” Stewie explains that it is a temporal causality loop, which is an example of a predestination paradox.

Menurut potongan cerita di atas, jika Stewie tidak pernah kembali ke masa lalu, alam semesta tidak akan eksis. Semenjak alam semesta tidak ada, maka Stewie pun tidak akan tercipta, jadi Stewie tidak akan eksis. Jika Stewie yang menciptakan alam semesta, maka ia harus eksis. Jika alam semesta tidak ada maka Stewie juga tidak akan eksis. Jadi, agar alam semesta bisa eksis, maka harus dipenuhi:

  1. Alam semesta harus eksis lebih dulu.
  2. Stewie harus termuat dalam alam semesta.
  3. Stewie harus pergi ke masa lalu dan meledakkan mesin waktunya.

Jadi intinya ialah agar alam semesta tercipta, harus dipenuhi tiga syarat di atas. Padahal syarat pertama sendiri ialah alam semesta harus eksis. Jadi agar keadaan 1 eksis maka syarat 1 harus terpenuhi, sudahlah jelas syarat 2 dan 3 menjadi tidak diperlukan lagi dan premis-peremis ini menjadi tidak logis.

Pendekatan lain yang lebih sederhana ialah dengan menggunakan implikasi. Jika A merupakan syarat bagi B (A hanya mungkin ada bila B lebih dahulu ada), sedangkan B merupakan syarat bagi A (B hanya mungkin ada bila A lebih dahulu ada), maka jelaslah A dan B tidak mungkin ada.

AB
BA
__________
¬(AB)

Cerita Nggak Jelas

Pada suatu hari Yoko menemukan flashdisk yang berisi file-file yang menunjukkan cara membuat mesin waktu. Yoko pun berhasil membuatnya di penghujung hidupnya dan mengirimkan data mesin waktunya itu ke masa lalu agar dapat dibuat oleh orang lain. Akhirnya data mengenai mesin waktu itu ditemukan oleh Yoko di masa lalu.

Ketidakjelasan Asal Mula

Aldo dan Edo merupakan dua orang mahasiswa yang bersaing dalam lomba karya ilmiah hingga babak final. Pada babak final, keduanya diwajibkan membuat suatu karya ilmiah dalam waktu dua bulan. Karena percobaannya selalu gagal dan tidak menemukan ide yang hebat, Edo berupaya pergi ke masa depan (sebulan kemudian) dengan mesin waktu untuk mencuri hasil penelitian Aldo. Akhirnya Edo menemukan rancangan paper Aldo yang luar biasa dan nyaris selesai kemudian membawanya kembali ke masa kini. Dengan sisa waktu yang masih sebulan, Edo yakin bisa membuat paper itu menjadi lebih baik sehingga orang akan berpikir bahwa Aldolah yang menjiplak idenya. Namun, dalam perjalanan ke rumahnya Edo dirampok. Perampok yang telah kabur itu mengambil barang berharga dan membuang kertas-kertas lainnya, termasuk rancangan paper tadi ke tempat sampah. Tidak lama kemudian Aldo lewat dan kebetulan melihat rancangan paper itu di tempat sampah dan tertarik dengan isinya lalu menjadikannya sebagai papernya untuk lomba ilmiah. Sebulan kemudian paper itu dinyatakan menang atas nama Aldo.

Pertanyaannya ialah, siapakah yang membuat rancangan paper itu sebenarnya?

Kisah John T.

Pada tahun 2036, John Tori Tori pergi ke masa lalu di tahun 2012 untuk bertemu dengan dirinya sendiri di masa itu. John memberikan informasi kepada dirinya saat itu bahwa pada Februari 2013 akan terjadi tsunami besar di Indonesia yang akan merenggut nyawa saudara dan kedua orangtuanya. John memperingatkan dirinya di masa itu untuk bersiap menyelamatkan diri dan keluarga dari ancaman tsunami agar orangtua dan saudaranya bisa selamat. John di masa itu pun menyelamatkan keluarganya dari tsunami – yang benar-benar terjadi, dengan pindah ke Inggris seminggu sebelumnya. Akhirnya, orang tua dan saudara John selamat dari musibah tsunami.

Dragon Ball Z

Trunks pergi ke masa dua puluh tahun yang lalu untuk menemui Goku dan menceritakan bahwa tiga tahun dari saat itu, tanggal 12 Mei pukul 10.00 pagi, dua android berkekuatan super akan muncul dan membunuh semua kesatria (Z fighters) dan membawa kehancuran di Bumi hampir selama dua puluh tahun. Trunks yakin hanya Goku yang dapat mengalahkan android yang bernama Cell itu, namun sayangnya Goku akan meninggal enam bulan sebelum kedatangan Cell karena suatu penyakit yang menyerang jantungnya. Untuk itu Trunks memberikan suatu obat/antibiotik/vaksin/sejenisnya pada Goku untuk memperpanjang usianya, sehingga diharapkan sempat menghentikan langkah Cell untuk menghancurkan dunia. Demikianlah Trunks berharap Goku dapat mengubah sejarah.

Doraemon volume 37

Nobita harus menghadapi ujian keesokan harinya. Untuk itu ia pergi ke masa depan untuk melihat kertas jawaban Dekisugi agar dapat menjawab soal ujian dengan benar. Tetapi di sana ia malah menemui dirinya dari masa depan yang berusaha menghalangi dirinya sendiri berbuat curang. Karena dirinya dari masa depan membawa persiapan sarung tangan tinju, nobita di masanya pun kalah dan kembali ke masa sekarang. Ia akhirnya bertekad untuk belajar dengan usaha sendiri. Akhirnya, ia memperoleh nilai yang cukup memuaskan, yakni 65. Ia merasa bangga dan pergi ke masa lalu dengan mesin waktu untuk membayar utangnya, mencegah dirinya di masa lalu melihat kertas jawaban Dekisugi. Tentunya tak lupa ia membawa sarung tangan tinju.


Penutup:

Bagaimanapun, kita belum dapat memastikan prinsip mana yang sebenarnya berlaku dalam perjalanan waktu. Penganut prinsip many-worlds interpretation dapat mengatakan bahwa ontological paradox dan predestination paradox itu tidak mungkin terjadi, sedangkan penganut prinsip self-consistency principles dapat mengatakan bahwa grandfather paradox itulah yang mustahil. Jika tidak keduanya, kita dapat beranggapan bahwa perjalanan waktu memang suatu hal yang mustahil. Jika perjalanan waktu dapat terjadi secara terkontrol seperti gambaran di atas, saya pribadi tidak menyukai prinsip self-consistency principle, karena jika prinsip itu benar, maka manusia kehilangan kehendak bebasnya sama sekali. Kitalah yang semestinya membuat sejarah, bukan sejarah yang menentukan hidup kita (sekali lagi ini menurut saya).


3 komentar:

  1. keren. saya baru menulis novel semiotika tentang perjalanan waktu, dan tanpa sengaja menemukan blog ini. terima kasih atas semua informasinya, sangat membantu saya dalam menyiapkan bahan-bahan bagi novel saya. terima kasih banyak...

    BalasHapus
  2. Coba aja nonton anime judulnya Steins Gate, biar membantu memahami masalah dunia paralel dan time travel

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.