Senin, 04 Februari 2013

Ship of Theseus

Ship of Theseus atau dikenal juga sebagai Theseus’ Paradox adalah suatu paradoks mengenai identitas dari suatu entitas. Theseus adalah seorang tokoh dalam mitologi Yunani yang mengalahkan Minotaur, makhluk setengah manusia setengah lembu yang tinggal dalam Labirin Knossos. Minotaur meminta tumbal secara teratur dari penduduk Athena sehingga menimbulkan keresahan bagi penduduk Athena, hingga suatu hari Theseus dengan berani memasuki labirin dan mengalahkan Minotaur.

Problem Ship of Theseus pertama kali dilontarkan oleh Plutarkhos:

“Kapal yang digunakan Theseus untuk kembali dari Kreta diawetkan oleh penduduk Athena. Mereka mencopot papan-papan yang telah lapuk dan menggantinya dengan papan baru yang lebih kuat—untuk menjaga agar kapal itu tetap bertahan. Kapal ini menjadi contoh bagi sejumlah filsuf, untuk pertanyaan logika tentang pertumbuhan; di satu pihak menyatakan kapal itu tetaplah sama, dan di pihak lain berpendapat kapal itu tak lagi sama.”

Plutarkhos mempertanyakan apakah kapal itu tetap sama jika sepenuhnya diganti, sepotong demi sepotong. Seabad kemudian, filsuf Thomas Hobbes mengajukan pertanyaan lebih jauh, bagaimana jika potongan-potongan yang asli disusun ulang menjadi sebuah kapal baru, manakah yang merupakan kapalnya Theseus yang asli?

Seorang flsuf Yunani, Heraklitos mencoba memecahkan teka-teki ini dengan menggunakan analogi seseorang yang melangkah ke sebuah sungai. Meskipun orang tadi masuk ke sungai yang sama, air yang mengalir selalu berubah. sungai itu tetaplah sungai yang sama.


Kausa Aristoteles

Menurut pandangan filsafat Aristoteles, terdapat empat kausa/alasan untuk mendeskripsikan suatu hal. Dalam hal ini ‘kausa’ berarti asal mula sesuatu, alasan yang membuat sesuatu. Keempat kausa itu ialah:

  1. Material cause, yakni tentang material yang menyusun suatu benda, misalkan kursi dapat terbuat dari kayu, besi, atau rotan.
  2. Formal cause, yakni tentang bentuk, pola, dan komposisi dari material yang menyusun suatu objek.
  3. Efficient cause, yakni metode yang digunakan atau proses dalam menciptakan suatu benda.
  4. Final cause, yakni tujuan dari suatu benda itu dibuat atau diciptakan.

Menurut kausa material, kapal yang telah direstorasi tadi sudah bukan lagi kapal yang asli. Menurut kausa formal dan efisien, mengingat bentuk, pola, komposisi, dan metode pembuatan kapal tetap sama, maka kapal tadi identik dengan kapal yang asli. Adapun menurut kausa final, kapal itu sama dengan kapal yang asli, kapal yang pernah digunakan oleh Theseus dan yang digunakan masyarakat Athena sebagai monumen bahwa Theseus benar-benar pernah hidup, meskipun material kapal sudah banyak berubah.

Solusi lain ialah dengan melakukan penggambaran dalam empat dimensi, benda yang identik adalah benda yang disatukan dalam ‘garis sejarah’. Dengan kata lain, suatu benda yang sama akan membentuk struktur empat dimensi yang tak terputus dalam ruang-waktu empat dimensi sehingga jika kita mengiris semesta empat dimensi ini berdasarkan sumbu waktu, akan tercipta frame ruang tiga dimensi di mana benda yang identik diri besifat tunggal. Tentunya, teori ini mungkin runtuh dalam beberapa skenario semesta paralel.

Persoalan mengenai identitas diri ini masih menjadi perdebatan yang menarik. Dua benda dapat dikatakan identik secara kualitas jika dua benda itu memiliki substansi yang sama, misalnya dua buah kelereng yang serupa, atau bayi yang kembar identik. Lain halnya dengan identitas diri, suatu benda hanya identik dengan dirinya sendiri sehingga tidak ada dua benda berbeda dalam satu waktu yang identik diri. Tetapi hal ini pun masih menimbulkan keraguan. Bagaimana jika materi dari suatu benda sudah berubah substansinya? Jika suatu kayu dibakar menjadi abu, dapatkah dikatakan abu ini identik diri dengan kayu tadi? Begitu pula bagaimana jika materinya yang berubah namun substansinya tetap? Apakah api pada lilin ini identik diri dengan api dari lilin yang sama beberapa detik kemudian (ingat api adalah gas yang berpijar, dan gasnya pasti terus menerus berganti)?

Nah, masalah lebih pelik lagi pada objek dengan kesadaran seperti manusia dan binatang. Apakah seseorang yang lupa ingatan adalah pribadi yang sama dengan dirinya terdahulu? Jika kita punya sahabat bernama Reza yang sudah lama tidak bertemu, ketika bertemu ternyata sifatnya sudah jauh berbeda dengan dirinya yang kita kenal dulu, apakah Reza yang itu sama dengan Reza yang dulu? Jika ibu kita yang sangat kita cintai telah meninggal, apakah jenazahnya tetaplah ibu kita? Bagaimana pula dengan hewan yang membelah diri? Yang mana yang individu awal? Well, hal ini tentu saja dapat menjadi masalah pelik bagi ras amuba dan kerabatnya. Untungnya si amuba tidak mau ambil pusing dengan perkara rumit ini.



Pustaka:
http://en.wikipedia.org/wiki/Ship_of_Theseus
http://www.logicalparadoxes.info/theseus-ship/


Baca juga:

Paradoks Gundukan

16 komentar:

  1. saya berpendapat kalau itu tetap kapal theseus...
    juga sepakat kalw itu bukan lagi kapal theseus yang digunakan pada waktu itu...

    BalasHapus
  2. apakah aku sama dengan aku 5 detik yang lalu?

    BalasHapus
  3. HALO SAYA DISINI KARENA KAPAL THASEUS DI MENTION DI WANDA VISION

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo saya kesini karena ada yang tanya Thesius Paradox di grup Pahe.in dan saya belum nonton WandaVision

      Hapus
    2. samaaaa wkwkwkwk belajar filsafat karena series

      Hapus
    3. Halo Bae, WandaVision mempertemukan kita disini

      Hapus
    4. Wkwkwkwkw sama gan. Ke sini karena Vision

      Hapus
  4. HALO SAYA KESINI KARENA KAPAL THASEUS DI MENTION DI FINAL EPISODE WANDA VISION

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Jadi, apakah White Vision itu adalah Vision yg sama dgn Vision yg muncul di age of Ultron, Civil War dan Infinity War?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya kemungkinan beda, White Vision Kemungkinan nantinya akan mencari jati dirinya di suatu tempat dan ada kemungkinan ia akan menjadi Vision yang baru

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.