Sebuah kloset baru saja dibongkar dari kamar mandi sebuah rumah mewah. Sang pemilik menggantinya dengan kloset varian termutakhir. Kloset yang lama kemudian dibuang begitu saja ke pembuangan sampah.
Sudah beberapa hari berlalu sejak Si Kloset terpuruk di tempat pembuangan akhir. Di tengah malam ia terduduk lemas. Ia sendirian, kedinginan, kelaparan, tak punya apa–apa, dan tak tahu harus ke mana. Gerimis turun di tengah dingin yang menusuk, ia pun tak kuasa lagi menahan tangisannya.
Si Tinja baru saja pulang dari les. Dalam perjalanan pulang, sayup–sayup ia mendengar suara tangis. Setelah dicari, ternyata suara tangis itu berasal dari kloset yang terduduk sendiri di pembuangan sampah. Si Tinja pun menghampiri lalu menanyakan identitasnya. Tak ada jawaban, Si Kloset terus saja menangis. Si Tinja berusaha menghiburnya, menepuk pundaknya, menyanyikan lagu yang memotivasi, namun Kloset tetap saja menangis. Si Tinja kini hanya bisa berdiri di sampingnya dalam diam. Tiba–tiba si Kloset bertanya, memecah kebekuan di antara mereka. “Maukah kamu membantuku?” tanya Si Kloset. Si Tinja tersenyum dan membalas, “Tentu saja, apa yang bisa kulakukan untukmu?”. Kloset pun memeluk Si Tinja, membuka mulutnya, lalu menelannya.
...Tangis Kloset berhenti. Sekarang perasaannya jadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar