Rabu, 19 Mei 2010

Paradoks Olber

Paradoks olber berkaitan tentang struktur alam semesta, yang dihadapkan dengan bentuk jagad raya statik atau dinamik. Jika bentuk jagad raya statik berarti kita dihadapkan dengan kenyataan apakah jagad raya itu terbatas atau tak terbatas? Jika jagad raya itu terbatas, mengapa gravitasi tidak menarik seluruh objek di jagad raya menjadi satu? Dan jika jagad raya terbatas, maka di luarnya itu apa? Mengapa tidak dimasukkan saja dalam jagad raya?


Kemudian jika alam semesta ini tidak terbatas, maka menurut Olber kemanapun mata kita tertuju, kita akan melihat bintang. Jika di setiap titik mata kita selalu tertumbuk pada sebuah bintang maka seharusnya langit malam kita akan terang, tetapi mengapa langit tidak terang?

Ada kemungkinan jawaban dari paradoks Olber ini, yaitu alam semesta harus tak hingga dalam keberadaannya tetapi terhingga dalam umurnya, sehingga cahaya dari bintang-bintang jauh tidak akan mencapai kita, dengan demikian wajar jika kita melihat langit gelap. Sedangkan jika kita menggunakan model alam semesta 3-sphere[1] dengan sumbu ke-empat adalah waktu, alam semesta ini tidak terbatas namun akibat gerak ekspansi (pergeseran merah), bintang-bintang dan galaksi bergerak menjauh secara seragam sebending dengan jaraknya, yang dinyatakan dengan rumus:

vr = H d

Di mana vr adalah kecepatan radial objek menjauh dalam km/s, d jarak dalam megaparsek dan H konstanta Hubble sekitar 75 (km/s)/Mpc. Jadi bintang dengan jarak tertentu dapat saja memiliki kecepatan menjauh lebih besar dari kecepatan cahaya, c, jarak ini disebut horizon peristiwa. Akibatnya cahaya dari bintang atau galaksi yang lebih jauh dari jarak tadi tidak akan pernah mencapai Bumi.

Agak melenceng dari topik, namun jika suatu galaksi berjarak sepuluh tahun cahaya dari Bumi, maka galaksi yang kita lihat adalah galaksi itu sepuluh tahun lalu. Sedangkan objek pada horizon peristiwa menjauh dengan kecepatan c, sedangkan laju cahayanya ke Bumi sama dengan c, dengan kata lain galaksi tadi akan diamati diam dan tidak bergerak (mungkin seperti waktu terhenti) dan jika kita menggunakan persamaan kecepatan ekspansi:

vr = (2πθ/360°)v

Dengan v adalah kecepatan pengembangan dimensi empat. Karena sudut pengembangan suatu objek, θ, konstan maka kecepatan ekspansi suatu objek juga konstan. Karena itu benda yang tadi kita lihat pada horizon peristiwa sama dengan objek saat alam semesta pertama kali tercipta (waktu terlihat terhenti pada objek itu), dengan kata lain objek itu adalah Bigbang? Saya tidak tahu… Yang jelas pada model alam semesta ini akan ada kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya, yang kemudian memberikan konsekuensi yang menarik.


[1] n-sphere adalah dimensi n yang melengkung kearah dimensi n+1 membentuk kurva tertutup. Contohnya keliling lingkaran merupakan 1-sphere dan permukaan bola adalah 2-sphere.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.