Minggu, 09 Januari 2011

Grandfather Paradox

Grandfather paradox atau paradoks kakek merupakan suatu teori yang menarik dalam kosmologi utamanya mengenai time traveling. Dalam relativitas khusus kemungkinan pergi ke masa depan tidaklah mustahil, namun pergi ke masa lalu tidaklah semudah pergi ke masa depan, ada banyak problema yang muncul jika wisata waktu ke masa lalu benar-benar dapat dilakukan. Salah satu masalah terbesar dalam wisata ke masa lampau diungkapkan dalam paradoks kakek ini: Si A pergi ke masa lalu dan tanpa sengaja membunuh kakeknya (waktu masih kecil) di sana. Karena kakeknya telah meninggal, berarti ayahnya tidak akan eksis, berarti si A juga tidak akan eksis di dunia, tetapi kita tahu di masa depan si A eksis (yang melakukan time traveling).

Pada postingan lalu mengenai paradoks Schrodinger saya telah menyinggung sedikit mengenai semesta kuantum. Semesta-semesta kuantum berdiri sendiri setelah percabangan, dapat memiliki kejadian awal yang persis sama namun kelanjutannya dapat saja berbeda dan tidak saling mempengaruhi. Semesta kuantum ini tidak dapat digambarkan dalam model kosmos dimensi 4 (3 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu: x, y, z, w = t), tetapi dapat diinterpretasikan dalam model kosmos dimensi 5 (3 dimensi ruang dan 2 dimensi ruang/waktu: x, y, x, w = t1, v = t2). Patut kita ingat bahwa sumbu keempat (sumbu w) yang merupakan sumbu waktu menurut pengamat 3 dimensi dapat saja menjadi sumbu ruang bagi pengamat 4 dimensi. Jadi rangkaian semesta dengan aliran waktu yang saling terikat disebut rangkaian semesta seri, sedangkan rangkaian semesta yang memiliki sejarah waktu yang berlainan (meskipun bersesuaian) disebut semesta kuantum. Jadi kejadian antara semesta-semesta kuantum dapat saja memiliki sejarah yang sama sampai waktu tertentu, kemudian mulai terpisah dan memiliki kejadian yang sendiri-sendiri yang berbeda.

Jika menggunakan model bola dimensi lima dengan dua ekspansi (ekspansi dimensi empat dan lima) kita akan memperoleh gambaran rangkaian semesta kuantum tersebut. Jika ternyata teori relativitas hanya bekerja pada ruang-waktu dimensi empat (dilasi waktu hanya berkaitan dengan sumbu waktu w = t) maka didapatkan wisata waktu tidak memungkinkan kita untuk maju dan mundur dalam waktu semesta asal kita (secara seri), tetapi kita hanya dapat pergi ke masa depan atau ke masa lalu dari semesta-semesta kuantum yang lain, semesta yang berbeda dengan asal kita.

Secara sederhana, larangan ini dapat digambarkan dalam grafik berikut:


Seseorang yang berasal dari semesta B dalam semesta dimensi empat S pada tahun 2010 berusaha untuk melakukan wisata waktu ke tahun 2000 dan 2020. Patut diingat bahwa kita mustahil memintasi sumbu v, sehingga jelas dalam grafik kita tidak akan pernah pergi ke masa depan dan masa lalu semesta kita sendiri, melainkan ke masa depan dan masa lalu semesta kuantum lain yang bersesuaian.

Kesimpulannya, meskipun si A membunuh kakeknya, itu tidak akan mempengaruhi eksistensinya, si A dan ayahnya dari semesta asalnya akan tetap eksis, sedangkan “si A” dan “ayahnya” di semesta yang dia kunjungi tidak akan eksis. Ini tidak akan berpengaruh pada semesta asalnya karena kedua semesta itu memiliki masa depannya sendiri-sendiri.

Penting: Penjelasan ini didasarkan model kosmos lima dimensi dan multiverse yang merupakan salah satu teori yang diajukan oleh para ilmuwan, namun sama sekali bukan teori yang telah mapan atau diterima secara luas.

8 komentar:

  1. fiuuuuuhhh beraaaaattt

    BalasHapus
  2. untuk anak usia 14 tahun seperti saya sepertinya harus dibaca berulang2 agar lebih mengerti,haha. good info, thx untuk penambahan wawasannya, paradox memang menarik

    BalasHapus
  3. Nice info gan. Lumayan buat nambah pengetahuan.

    BalasHapus
  4. Halo saya Alex, teori grandfather masuk akal tapi saya ingin ikut berkomentar,teori grandfather itu masuk akal tetapi, bayangkan sebuah aliran air memanjang seperti garis lurus. Tentu air akan mengalir sampai ujung* tetapi bila ditengah aliran dipasang sekat yang membelokkan air kearah lain tentu air itu akan berubah arah tetapi,bagaimana dengan aliran air yang sebelumnya? Akan terputus kan. Begitu juga dengan garis waktu. Bilamana garis waktu di belokkan/ diubah maka garis maka masa depan yang sudah terjadi akan lenyap. Tidak membuat cabang melainkan membelokkan garis waktu. Ini hasil pemikiran saya, tentu belum ada dukungan banyak soal teori ini tetapi percayalah, kita tidak bisa mengubah masa depan tetapi kita bisa membelokkan masa depan melalui apa yang terjadi. Saya menyebut pemikiran ini "Pembelokan garis". Maaf, saya hanya mengungkapkan pemikiran 5 tahun saya

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.