Sabtu, 02 April 2011

Pembahasan Soal OSK Astronomi 2010

Berikut jawaban soal Olimpiade Astronomi Kabupaten/Kota tahun 2010 (soalnya silakan unduh di laman download). Saya dedikasikan khusus kepada Pak Armanto dan murid bimbingannya, semoga sukses..


No. 1 - 25:

b c c a d e d b c b
a b c c d b d d d b
a a c b c


2.
H = (65 km/s)/Mpc
ingat 1 Mpc (megaparsec) = 1.000.000 pc, 1 pc = 3,26 tahun cahaya (ly), 1 ly = 9,46 . 10^12 km
H = (65 km/s)/((1.000.000)(3,26)(9,46 . 10^12)km)
H = 2,11 . 10^-18 s^-1
Usia maksimal alam semesta, t = 1/H = 4,74 . 10^17 s = 15 milyar tahun


3.
tan δ = D/d, di mana δ diameter sudut, D diameter dan d jarak
untuk Bulan, D/d = (1/4)/1 = 1/4
untuk Matahari, D/d = 100/(1/400) = 1/4
Jadi diameter sudut Bulan dan Matahari nampak sama dari Bumi (terbukti dengan pengamatan kan?), jadi gambar yang cocok ialah gambar C.


4.
Reaksi fusi dalam inti Matahari melibatkan reaksi berantai, jika diringkaskan menjadi:
4 Hidrogen -> 1 Helium + neutrino + energi


5.
T1 = 5800 - 1500 = 4300 K
T2 = 5800 K
B = T4
(B2/B1) = (T2/T1)4 = (5800/4300)4 = 3,31


6.
Hanya planet inferior yang dapat mengalami perubahan fase karena posisinya bisa berada di antara Bumi dan Matahari.


8.
HA = LST - α + t
jika berada di zenit, berarti HA = 00.00 dan LST = 00.00
t = HA - LST + α
t = 00.00 - 00.00 + 14.00
t = 14.00 waktu lokal (WIB) = 15.00 WITA


10.
Sebenarnya ada dua kemungkinan yang dimaksudkan dalam soal. Jika dimaksudkan periode, maka bentuk elips memiliki periode terpanjang. Bentuk hiperbola mengakibatkan komet yang mendekat ke Matahari kemudian balik menjauh dan tidak kembali, jadi tidak bisa dikatakan periode.


11.
(K/2) + D = 20 AU
(πD/2 + D) = 20 AU
D(π/2 + 1) = 20 AU
D = 7,70 AU

L/2 = ½(¼πD²) = 23,77 AU


12. 
Dari survei cacah bintang yang dilakukan pada empat daerah diperoleh jumlah bintang pd masing2 daerah adalah a,b,c,dan d. hub keempatx adlah
ab+cd= 38
ac+bd= 34
ad+bc= 43
berapa jumlah total bintang (a+b+c+d)

ab + ac + ad + bc + bd + cd = 38 + 34 + 43
a(b + c + d) + b(c + d) + cd =115
ab + a(c + d) + b(c + d) + cd = 115
ingat ab + cd = 38
a(c + d) + b(c + d) = 77
(c + d)(a + b) = 77

77 memiliki faktor 1, 7, 11, berarti (c+d)(a+b) = 7*11 atau 11*7
jadi a + b + c + d = 7+11 = 18
mungkin ada cara lain yang lebih bagus..


13.
Perhatikan gambar:

x + 90º + 26º + x = 180º
jadi x = 32º


14.
Suatu pengolah sinyal radio teleskop mengubah sinyal masukan x menjadi keluaran f(x) menurut aturan f(x)= px+q jk keluarannya dimasukkan kembali menjadi masukan sebanyak dua kali maka keluaran terakhir menjadi f(f(f(x))) = 8x+21, dan jk p dan q bilangan real, maka p+q sama dengan....
  .
f(x) = px + q
masukkan fungsi tiga kali
f(f(f(x))) .= p(p(px + q) + q) + q)
8x + 21 = p(p²x + pq + q) + q
8x + 21 = p³x + p²q + pq + q

perhatikan pada ruas kiri koefisien x pada 8x dan pada ruas kanan p³x, berarti keduanya sama
p³x = 8x; p = 2

selanjutnya
p²q + pq + q = 21
4q + 2q + q = 21
7q = 21
q = 3

jadi p + q = 2 + 3 = 5


15.
y = √3 (x - 1)
gradien, m = y/x
θ1 = arctan m1 = 60
karena BD membagi dua sudut sama besar, berarti θ2 = 30
m = tan 30 = √3 /3, jadi persamaan garisnya
y2 = (1/3)√3(x - 1), untuk x = 13 didapatkan
y = (1/3)√3(13 - 1) = 4√3


16
Panjang rusuk persegi, s = 14 cm. Asumsikan pusat lingkaran di O. Perhatikan panjang garis x dapat dicari dengan Pythagoras, yaitu:
x = √(14² + 7²) = √245

Tentulah garis OA dan OE merupakan radius lingkaran, R.
Sudut OEA = OAE. Dengan menggunakan cosinus, didapatkan cos(OEA) = s/x, memasukkan nilai s = 14 cm dan x = √245 cm didapatkan OEA = OAE = 26º,565
Karena AOE segitiga, maka sudut AOE = θ = 180º - 26º,565 - 26º,565 = 126º,87.

Perhatikan segitiga AOE, berlaku aturan cosinus
c² = a² + b² -2ab cos C
x² = R² + R² - 2R² cos θ
x² = 2R² - 2R² cos θ
x² = 2R² (1 - cos θ)
R = √(x²/(2*(1-cos θ)))
R = √(245/(2*(1-cos 126º,87)))
R = 8,75 cm

jawab (B)


17.

Pukul 16.00; 1 jam = 360/24 = 15°, jadi jarak zenit pada pukul 16.00 = (16.00 - 12.00)*15° = 60°
s' = s tan 60
s' = 150√3


18.
R = 1 AU = 149,6 juta km = 1,496 . 10^11 m.
T = 365,25 hari = 31 557 600 s
a = v²/R = 4π²R/T² = 0,006 m/s²


19.
Seorang astronom terbang dg mnumpang pswat lngsung dr kota A jm 10.15 n tiba d kota B jm 15.45. esoknya ia plang dr kota B jam 7.20 n tb d kota A jm 09.05 dg pswat yg sama. berapa perbedaan wktu wil antara kota A dan B?
a. 1 jam, A lebih timur daripada B
b. 1 jam, A lebih barat daripada B
c. 1 1/2 jam, A lebih timur daripada B
d. 1 1/2 jam, A lebih barat daripada B
e. 2 jam, A lebih timur dari B

Jika peritungan menurut waktu setempat:

dari A ke B = 15.45 - 10.15 = 05.30
dari B ke A = 09.50 - 7.20 = 02.30

nah, pikirkan suatu koreksi waktu, c (perbedaan zona waktu, sehingga)
a + c = 05.30 ...... (1)
a - c = 02.30 ....... (2)

persamakan (1) dan (2)
05.30 - c - c = 02.30
03.00 = 2c
c = 01.30

jadi selisih zona waktu = 1 1/2 jam
karena "waktu" A ke B lebih "lama", berarti A lebih barat (D). Ingat waktu di daerah timur lebih maju daripada sebelah baratnya.


21.
Tahun kabisat kalender Gregorian jika:
a. untuk tahun abad (habis dibagi 100) habis dibagi 400.
b. untuk tahun yang bukan tahun abad, habis dibagi 4
Jadi hanya 1600 yang memenuhi.
Selengkapnya...

Sabtu, 19 Maret 2011

Torus

Torus merupakan suatu objek geometris yang eksis di dimensi tiga. Torus adalah produk dari dua buah lingkaran, sebut lingkaran pertama berada pada bidang XY dan lingkaran kedua tegak lurus dengan lingkaran kedua, di mana pusatnya berimpit dengan keliling lingkaran pertama kemudian dirotasikan berdasarkan sumbu radial lingkaran pertama, kira-kira seperti ini:

Dan wujudnya seperti ini:

Persamaan parametrik untuk torus ialah:





Adapun luas permukaan dan volumnya dapat kita cari dengan sedikit imajinasi, yaitu mengiris torus hingga terputus menjadi sebuah tabung/silinder, sehingga didapatkan alasnya ialah lingkaran berjejari r dan tingginya sama dengan keliling lingkaran yang berjejari R. Sehingga didapatkan luas permukaan dan volumnya ialah:



Masih banyak keturunan-keturunan torus yang lain, misalkan torus yang dibangun dari elips, torus poligon, torus knot, dan lainnya.

Misalkan ada suatu planet/asteroid berbentuk torus dan suatu pesawat antariksa berjalan (maksudnya terbang) menuju asteroid tadi tepat pada sumbu putarnya, tentunya semakin dekat pesawat tadi semakin besar pula medan dan percepatan gravitasi yang didapatkan oleh pesawat. Namun, jika pesawat sudah berada pada jarak z = r dan menuju ke pusat massa asteroid itu, yang terjadi adalah kebalikannya, percepatan gravitasi yang didapatkan pesawat makin berkurang meskipun jarak antara kedua pusat massanya semakin dekat, lho? Ada yang bisa membuktikan?

pustaka dan sumber gambar: en.wikipedia.org/wiki/Torus
Selengkapnya...

Selasa, 08 Maret 2011

Operator Nabla pada Koordinat Kartesian 3 Dimensi

Operasi nabla pada medan vektor/skalar dapat berupa gradien, \(\nabla f\), divergensi, \(\nabla \bullet \textbf{F}\) atau curl, \(\nabla \times \textbf{F}\). Operator nabla sendiri didefinisikan sebagai:

\begin{align} \nabla \equiv \widehat{\textbf{i}} \frac{\partial }{\partial x} + \widehat{\textbf{j}} \frac{\partial }{\partial y} + \widehat{\textbf{k}} \frac{\partial }{\partial z} \label{nabla} \end{align}

Operator nabla dapat dioperasikan pada fungsi skalar \(f\) maupun fungsi vektor \(\mathbf{F}\). Dalam ruang-3, fungsi skalar \(f\) dan fungsi vektor \(\mathbf{F}\) dalam koordinat kartesian 3 dimensi secara umum dapat dinyatakan dalam bentuk

\begin{align} f &= f(x,y,z) \nonumber \\
\mathbf{F} &= F_x(x,y,z)\widehat{\textbf{i}} + F_y(x,y,z)\widehat{\textbf{j}} + F_z (x,y,z)\widehat{\textbf{k}} \nonumber \end{align}

Berikut ini diberikan secara ringkas operasi \(\nabla\) pada fungsi skalar dan vektor dalam koordinat kartesian.


1. Gradien Medan Skalar

Gradien dari suatu fungsi skalar \(f\) ialah fungsi kemiringan dari \(f\) di sembarang titik pada setiap arah.

\begin{align} \mathrm{grad}(f) \equiv \nabla f \label{graddef} \end{align}

Mengingat produk antara vektor dan skalar merupakan vektor maka gradien dari \(f\) adalah vektor. Misalkan untuk \(f = f(x,y,z)\),

\begin{align} \nabla f = \frac{\partial f}{\partial x}\hat{\mathbf{i}}+\frac{\partial f}{\partial x}\hat{\mathbf{j}}+\frac{\partial f}{\partial x}\hat{\mathbf{k}} \label{grad} \end{align}

Contoh untuk medan skalar \(f(x,y,z)=x^2y^3+x^3y^2-y^2z^4\).

\begin{align} \frac{\partial f}{\partial x} &= f_x(x,y,z)=2xy^3+3x^2z^2 \nonumber \\
\frac{\partial f}{\partial y} &= f_y(x,y,z)=3x^2y^2-2yz^4 \nonumber \\
\frac{\partial f}{\partial z} &= f_z(x,y,z)=2x^3z-4y^2z^3 \nonumber \end{align}

dengan demikian, didapatkan

\begin{align} \nabla f(x,y,z) = (2xy^3+3x^2z^2)\hat{\mathbf{i}} + (3x^2y^2-2yz^4)\hat{\mathbf{j}} + (2x^3z-4y^2z^3)\hat{\mathbf{k}} \label{gradfC} \end{align}

2. Divergensi Medan Vektor

Divergensi dari suatu fungsi vektor \(\mathbf{F}\), \(\mathrm{div}(\mathbf{F})\) didefinisikan sebagai dot product antara \(\nabla\) dan \(\mathbf{F}\).

\begin{align} \mathrm{div}(\mathbf{F}) \equiv \nabla \bullet \mathbf{F} \label{divdef} \end{align}

Mengingat dot product dari dua vektor adalah skalar maka divergensi dari \(\mathbf{F}\) adalah skalar.

\begin{align} \nabla \bullet \mathbf{F} &= \left [\widehat{\textbf{i}} \frac{\partial }{\partial x} + \widehat{\textbf{j}} \frac{\partial }{\partial y} + \widehat{\textbf{k}} \frac{\partial }{\partial z} \right ] \bullet \left [\widehat{\textbf{i}} F_x + \widehat{\textbf{j}} F_y + \widehat{\textbf{k}} F_z \right ] \label{div0} \end{align}

Mengingat \(\hat{\mathbf{e}_i}\bullet\hat{\mathbf{e}_i} = \hat{\mathbf{i}}\bullet\hat{\mathbf{i}} = \hat{\mathbf{j}}\bullet\hat{\mathbf{j}} = \hat{\mathbf{k}}\bullet\hat{\mathbf{k}} = 1\) dan \(\hat{\mathbf{e}_i}\bullet\hat{\mathbf{e}_j} = 0\) jika \(i \neq j\), maka persamaan (\ref{div0}) dapat dituliskan ulang sebagai.

\begin{align} \nabla \bullet \mathbf{F} &= \begin{pmatrix} F_x & F_y & F_z \end{pmatrix} \begin{pmatrix} \frac{\partial}{\partial x}\\ \frac{\partial}{\partial y}\\ \frac{\partial}{\partial z} \end{pmatrix} \nonumber \\
&= \frac{\partial F_x}{\partial x} + \frac{\partial F_y}{\partial y} + \frac{\partial F_z}{\partial z} \label{div} \end{align}

Contoh untuk fungsi medan vektor \(\mathbf{F}(x,y,z)=(y+xe^{yz})\hat{\mathbf{i}}+(z+ye^{yz})\hat{\mathbf{j}}+(xy+ze^{yz})\hat{\mathbf{k}}\), sehingga

$$ F_x = (y+xe^{yz}),\: F_y=(z+ye^{yz}),\: F_z=(xy+ze^{yz}) $$

Diperoleh

\begin{align} \nabla \bullet F = e^{yz}+(e^{yz}+yz\, e^{yz})+(e^{yz}+yz\, e^{yz})=(3+2yz)e^{yz} \label{divFC} \end{align}

3. Curl Medan Vektor

Curl dari suatu fungsi vektor \(\mathbf{F}\), \(\mathrm{curl}(\mathbf{F})\) didefinisikan sebagai cross product antara \(\nabla\) dan \(\mathbf{F}\).

\begin{align} \mathrm{curl}(\mathbf{F}) \equiv \nabla \times \mathbf{F} \label{curldef} \end{align}

Mengingat cross product antara dua vektor juga merupakan vektor maka curl dari \(\mathbf{F}\) adalah vektor.

\begin{align} \nabla \times \mathbf{F} &= \left [\widehat{\textbf{i}} \frac{\partial }{\partial x} + \widehat{\textbf{j}} \frac{\partial }{\partial y} + \widehat{\textbf{k}} \frac{\partial }{\partial z} \right ] \times \left [\widehat{\textbf{i}} F_x + \widehat{\textbf{j}} F_y + \widehat{\textbf{k}} F_z \right ] \label{curl0} \end{align}

Mengingat \(\hat{\mathbf{e}_i}\times\hat{\mathbf{e}_i} = 0\), \(\hat{\mathbf{i}}\times\hat{\mathbf{j}} = -\hat{\mathbf{j}}\times\hat{\mathbf{i}} = \hat{\mathbf{k}}\), \(\hat{\mathbf{j}}\times\hat{\mathbf{k}} = -\hat{\mathbf{k}}\times\hat{\mathbf{j}} = \hat{\mathbf{i}}\), dan \(\hat{\mathbf{k}}\times\hat{\mathbf{i}} = -\hat{\mathbf{i}}\times\hat{\mathbf{k}} = \hat{\mathbf{j}}\), maka persamaan (\ref{curl0}) dapat dituliskan ulang sebagai.

\begin{align} \nabla \times \mathbf{F} &= \begin{vmatrix} \widehat{\textbf{i}} & \widehat{\textbf{j}} & \widehat{\textbf{k}} \\ \frac{\partial}{\partial x} & \frac{\partial}{\partial y} & \frac{\partial}{\partial z}\\ F_x & F_y & F_z \end{vmatrix} \nonumber \\
&= \left ( \frac{\partial F_z}{\partial y}-\frac{\partial F_y}{\partial z} \right )\widehat{\textbf{i}} + \left ( \frac{\partial F_x}{\partial z}-\frac{\partial F_z}{\partial x} \right )\widehat{\textbf{j}} + \left ( \frac{\partial F_y}{\partial x}-\frac{\partial F_x}{\partial y} \right )\widehat{\textbf{k}} \label{curlF} \end{align}

Contoh untuk medan vektor yang sama dengan contoh sebelumnya, diperoleh,/p> \begin{align} \nabla \times F = (x-1+z^2\, e^{yz}-y^2\, e^{yz})\hat{\mathbf{i}}+(xy\, e^{yz}-y)\hat{\mathbf{j}}-(1+xz\, e^{yz})\hat{\mathbf{k}} \label{curlFC} \end{align}

4. Laplacian Medan Skalar

Laplacian dari fungsi skalar \(f\), dinotasikan \(\bigtriangleup f\) atau \(\nabla^2 f\) didefinisikan sebagai.

\begin{align} \bigtriangleup f \equiv \nabla \bullet (\nabla f) \label{Laplaciandef} \end{align}

Dengan demikian, Laplacian suatu fungsi skalar adalah skalar.

Misalkan untuk medan skalar \(f\) pada contoh sebelumnya. Berdasarkan definisi (\ref{Laplaciandef}), Laplacian dari \(f\) dapat diperoleh dengan mengambil divergensi dari persamaan (\ref{gradfC}).

\begin{align} \bigtriangleup f &= (2y^3+6xz^2) + (6x^2y-2z^4) + (2x^3-12y^2z^2) \nonumber \\
&= 2(x^3+y^3) + 6(x^2y+xz^2) - 2z^4 - 12y^2z^2 \nonumber \end{align}

Selengkapnya...

Selasa, 01 Maret 2011

Penjelasan Mengenai Pemekaran Waktu


Time dilation (pemekaran waktu) biasa membuat kita bingung. Dalam pemekaran waktu, waktu pada kerangka bergerak mengalir lebih lambat (mekar/memanjang) relatif terhadap kerangka diam. Misalkan kita tinjau A dan B dengan mengambil A sebagai kerangka acuan diam, dan B bergerak dalam kecepatan tinggi. Dari efek relativitas khusus, B akan lebih muda dari pada A, jadi apanya yang memanjang?
Jika dituliskan dalam persamaan, efek pemekaran waktu ialah:
Δt’ = γ Δt0
Di mana Δt’ perubahan waktu kerangka bergerak menurut kerangka diam dan Δt0 perubahan waktu menurut kerangka bergerak. Penting diingat bahwa tanda (‘) menunjukkan peninjauan suatu kerangka lain terhadap kerangka pengamat (acuan), sedangkan indeks 0 menunjukkan peninjauan terhadap kerangka sendiri. Mengingat γ1 atau



Di sinilah terdapat perbedaan pemahaman mengenai perubahan waktu, Δt dan selang waktu itu sendiri, t. Sederhananya, misalkan A makan dua kali lebih lama dari pada B, maka setelah B selesai makan, A baru setengah jalan. Jadi kita tuliskan:



Untuk menghindari kerancuan pada transformasi, t saya ganti dengan a (age, usia) (memang definisi waktu itu banyak sekali), maka dapat kita tuliskan ulang persamaan pemekaran waktu:



Misalkan B bergerak dengan laju ½√3 c, maka didapatkan γ = 2. Berarti tiap dua kali jam milik B berdetak, A mengamati jamnya baru berdetak satu kali. Karena penuaan dan proses-proses fisis lain bergantung terhadap kerangka masing-masing maka dibanding A, proses penuaan pada B dua kali lebih lambat.
Sekarang kita gunakan transformasi Lorentz. Penting diingat bahwa label aksen (‘) dalam transformasi Lorentz memiliki makna berbeda, yaitu sebagai penanda kerangka, misal K, K’, K’’, dan seterusnya, tidak ada hubungannya dengan tinjauan relatif terhadap kerangka lain. Sekali lagi untuk menghindari kerancuan, saya mengganti tanda aksen dengan indeks A dan B.
Kita ambil contoh lagi detikan jam pada kerangka B, yaitu pada tB = 0 dan tB =1. Jelas bahwa ΔtB = 1. Jika kita gunakan transformasi Lorentz ke-empat (untuk waktu):



Maka:



ΔtA = 1.γ – 0.γ = γ
Jadi A mengamati jam milik B berdetak lebih lambat dengan faktor γ. Dengan demikian pada soal kita tadi, untuk mengamati B makan selama setengah jam (waktu B) A harus melewatkan waktu selama satu jam (waktu A). Seandainya umur biologis keduanya sama-sama 80 tahun, maka untuk mengamati 40 tahun kehidupan B, A telah menghabiskan seluruh hidupnya.
Sebenarnya relativitas khusus sangatlah mudah, kecuali penandaan kerangka dan peninjauannya yang membingungkan. Mudah-mudahan artikel ini memperjalas pemahaman kita mengenai pemekaran waktu.
Selengkapnya...

Pembahasan Soal Essai OSN Astronomi 2009


  1. (DND) Koordinat Antares adalah α= 16h 29m 24,40s , δ = -26° 25′ 55.0″. Tentukanlah waktu sideris pada saat bintang Antares terbit dan terbenam di Jakarta (ϕ = -6° 10′ 28″), dan abaikan refraksi oleh atmosfer Bumi.
Penyelesaian:
α = 16h 29m 24,40s = 16h,49
δ = -26° 25′ 55.0″ = -26°,43
ϕ = -6° 10′ 28″ = -6°,17
cos h = - tanδ tanϕ = - tan(-26,43) tan(-6,17) = -(-0,4970)(-0,1081) = -0,0537
h = ± 93°,0782 = 6h,21 = 6h 12m,3
Waktu sideris saat Antares terbit:
Θ = α + h = 16h,49 – 6h,21 = 10h 17m
Waktu sideris saat Antares terbenam:
Θ = α + h = 16h,49 + 6h,21 = 22h 42m


  1. Untuk menentukan waktu menanam padi pada tahun ini, seorang petani yang berada di kota A (λ = 7h 10m 27s BT dan φ = -6° 49′) menggunakan posisi gugus bintang Pleiades (α = 3h 47m dan δ = 20° 7′) yang diamati pada jam 7 malam waktu lokal.
    Kebiasaan ini telah dilakukan oleh para petani di pulau Jawa sejak abad ke-17. Pengamatannya dilakukan dengan menggunakan selongsong bambu yang diisi penuh dengan air, dan diarahkan ke gugus bintang Pleiades di arah timur. Volume air yang tumpah akan menandai posisi Pleiades cukup tinggi untuk dimulai musim menanam padi pada tahun tersebut. Jika panjang selongsong bambu adalah 100 cm dan diameternya 10 cm, dan selongsong tersebut diisi air sampai penuh. Kemudian diarahkan ke Pleiades, dan ternyata air yang tumpah sebanyak 0,785 liter. Tentukan kapan waktu pengamatan Pleiades yang dilakukan petani tersebut?
 
Penyelesaian:

Volume awal air = π × 52 × 100 = 7854 cm3 = 7,854 liter
Vtumpah = V1
V2 = 7,854 liter – 2V1 = 7,854 – 2(0,785) = 6,284 liter
πr2l2 = 6,284 liter, dengan memsukkan nilai di dapatkan:
l2 = 6,284/(π×0,52) = 8 dm = 80 cm
Δl = ll2 = 100 – 80 = 20 cm, sehingga sudut θ:
tan θ = 10/20 = 0,5
θ = 26°,577
Dengan menggunakan segitiga bola:
cos HA = (cos(90 – h) – cos(90 – φ) cos(90 + δ))/(sin(90 – φ) sin(90 + δ))
Dengan h = 26°,577, φ = -6°49’ dan δ = 20°7’ diperoleh HA = 3h 54m, namun karena Pleiades masih di timur (belum kulminasi), maka HA = -3h 54m.
Mengingat definisi HA = HA00 + t, atau LST = α + HA t, dengan memasukkan t = 19h (pukul 7 malam) didapatkan LST = -19h 7m atau 4h 53m (ingat periodik a = 24+a). Jika kita hitung, maka harinya ialah:
Tanggal = ((4h 53m)/(24h)) (365 hari) = 74 hari dihitung dari 23 September, atau sekitar tanggal 5 Desember.

  1. Angin matahari yang isotropik (sama ke segala arah) menyebabkan laju kehilangan massa matahari 3×10-14 MMatahari setiap tahunnya.
    1. Berapa massa yang di’tangkap’ setiap hari oleh Bumi ketika mengelilingi matahari?
    2. Berapa persen pertambahan berat badan kita setiap hari akibat pertambahan massa bumi yang disebabkan oleh angin matahari ini?
Penyelesaian:
Luasan bola yang ditempuh oleh angin matahari sampai ke Bumi ialah:
A = 4πr2 = (4π)(1,496×1011)2 = 2,812×1023 m2.
Sedangkan luas penampang Bumi yang menghadap ke Matahari ialah:
A2 = πR2 = π(6,371×106)2 = 1,275×1014 m2.
Laju aliran partikel matahari, Q = (3×10-14)(1,99×1030) = 5,97×1016 kg/tahun.
Massa yang ditangkap Bumi perhari = (A2/A)(Q/365,25) = 74.110 kg
Pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan percepatan gravitasi Bumi karena pertambahan massa. Dengan berasumsi radius Bumi konstan, maka:
Δw/w = ΔM/M × 100% = (74.110)/(6×1024) = (1,235×10-18)%

  1. Pada saat sebuah bintang masif meledak menjadi sebuah supernova, maka bintang tersebut akan bertambah terang dalam waktu yang singkat dengan luminositasnya 40 milyar kali lebih besar daripada luminositas Matahari. Jika supernova seperti itu tampak di langit seterang Matahari, berapakah jarak supernova tersebut?
Penyelesaian:
ES = EM, LS = 40.000.000.000 LM, dS = …?
Mengingat E = L/4πd2:
LS/4πdS2 = LM/4πdM2
LS/LM = dS2/dM2      à  mengingat LS = 4×1010 LM dan dM = 1 AU
dS = (4×1010×1) = 2×105 AU = 0,967 pc.

  1. Pengamatan pada panjang gelombang radio pada suatu awan gas yang berputar disekeliling sebuah lubang hitam (black hole) yang berada di pusat galaksi X memperlihatkan bahwa radiasi yang berasal dari transisi hidrogen (frekuensi diamnya = 1420 MHz) terdeteksi pada frekuensi 1421,23 MHz.
    1. Hitunglah kecepatan awan ini dan apakah awan ini bergerak menuju atau menjauhi kita?
    2. Jika awan gas ini berada 0,2 pc dari lubang hitam, dan orbitnya berupa lingkaran, hitunglah massa lubang hitam.
Penyelesaian:
a.       f0 = 1420,41 MHz, f’ = 1421,23 MHz, jadi Δf = 0,82 KHz.
Gunakan pergeseran Doppler:
v = (Δf/f0c = (0,82/1420,41)(3×108 m/s) = 173.189 m/s
b.      Jika M adalah massa lubang hitam, v kecepatan awan, dan R radius orbit awan, maka:
M = Rv2/G
Mengingat 0,2 pc = 6,17×1015 m, v = 1,73×105 m/s, dan G = 6,67×10-11 N m2 kg-2 maka dengan memasukkan nilai didapatkan M = 2,78×1036 kg.







Selengkapnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...


Perhatian! Semua tulisan pada blog ini merupakan karya intelektual admin baik dengan atau tanpa literatur, kecuali disebutkan lain. Admin berterima kasih jika ada yang bersedia menyebarkan tulisan-tulisan atau unggahan lain di blog ini dengan tetap mencantumkan sumber artikel. Pemuatan ulang di media online mohon untuk diberikan tautan/link sumber. Segala bentuk plagiasi merupakan pelanggaran hak cipta.