blog mengenai paradoks, matematika, fisika, astronomi, logika, fenomena alam dan kehidupan.
Sabtu, 09 Juli 2011
Pembuktian Teorema Pascal
Alat Ukur Berat dan Massa: Apa Bedanya?
Sabtu, 25 Juni 2011
Membuat Roket Mikro Berbahan Bakar Black Powder
- Kalium nitrat/Potasium nitrat (KNO3)
- Belerang/sulfur (S8)
- Arang kayu
- Bubuk gips/batu tahu (CaSO4)
- Kaleng kemasan Supradyn atau CDR
- Pelat aluminium atau lembaran plastik tebal yang agak kaku
- Lem Alteco110
- Air
- Kertas hvs dan tisu
- Mortar 15 cm, kalau tidak ada pakai lumpang dan alu biasa saja
- Neraca Ohaus atau neraca tiga lengan
- Paku dan Palu
- Obeng
- Spatula logam atau sendok kecil
- Mangkuk
- Gunting atau cutter
- Semangat dan kerja keras
- Sendal jepit tetangga sebelah
- Sarung nenek
- Ambil beberapa bongkah arang dan bungkus dengan beberapa lapis kertas hvs, pukul-pukul dengan palu sampai menjadi butiran kecil dan buang kotoran-kotorannya (sisa-sisa kayu) jika ada.
- Timbang 15 gram butiran arang tadi dan masukkan ke mortar. Timbang 10 gram belerang dan masukkan juga ke dalam mortar, haluskan sampai benar-benar halus (kalau bisa seukuran debu). Jangan terburu-buru, karena hasilnya akan jelek.
- Timbang 75 gram KNO3 dan masukkan lagi ke campuran tadi, gerus lagi sampai benar-benar halus dan tercampur. Saat KNO3 sudah ditambahkan, jauhkan campuran dari api!
- Jemur campuran sebentar. Jika sudah, simpan dalam botol kering.
- Lubangi dasar kaleng Supradyn tepat di tengah dengan paku dan palu, lalu perbesar dengan obeng hingga menjadi lingkaran berdiameter kira-kira 5 – 6 mm.
- Masukkan paku atau semacamnya yang telah dilumuri minyak goreng ke dalam lubang di kaleng dari luar kaleng, lalu letakkan kaleng di atas meja datar. Usahakan paku berdiri tegak (tidak miring).
- Masukkan adonan gips yang agak encer yang terbuat dari serbuk gips dan air yang telah diaduk rata ke dalam kaleng hingga kira-kira setebal 1 cm, lakukan dengan rapi.
- Jemur kaleng sekitar 20 menit sampai gips cukup kering, cabut paku dengan segala cara yang Anda punya, hati-hati jangan sampai gipsnya retak. Jemur lagi kalengnya sekitar 10 menit.
- Setelah gips benar-benar kering, perbaiki bentuk lubangnya dengan obeng atau kikir yang sesuai. Upayakan lubangnya membentuk seperti corong.
- Buat fin roket dengan memotong pelat aluminium atau lembaran plastik tebal hingga berbentuk trapesium seperti pada gambar sebanyak tiga atau empat buah. Ukuran dapat disesuaikan dengan selera tetanggamu.
- Tempel fin pada kaleng dengan bantuan lem Alteco110 seperti pada gambar, pasang dengan kuat dan rapi. Sisakan kira-kira 1 cm di bawah dasar roket. Pasang yang rapi, jangan asal-asalan.
- Ambil sedikit BP dan taburkan memanjang pada kertas tisu yang telah dipotong berukuran 4 x 20 cm. Gulung sedikit lebih kecil dari lubang pada kaleng dan beri sedikit lem cair agar tisu melekat dan tekuk kedua ujungnya agar black powder tidak kabur keluar.
- Jemur hingga 100% kering.
- Kalau Anda tipe orang yang telaten, akan lebih bagus menggunakan kapas/serat katun yang direndam dengan campuran BP, sedikit air, dan sedikit lem kertas. Pilin menjadi sumbu lalu jemur hingga benar-benar kering.
- Ambil badan roket dan masukkan sumbu pada lubang hingga naik sekurang-kurangnya 1 cm di atas gips.
- Usahakan sumbu yang masuk dalam kaleng tegak, dan masukkan black powder sedikit demi sedikit dan padatkan dengan pangkal obeng (atau apa saja terserah, asal jangan pakai dengkul).
- Saat sudah pada batas (perhitungkan tutup kaleng), tutup kaleng. Sebelumnya beri lem Alteco 110 pada bagian tutup yang masuk dalam kaleng.
- Setelah tertutup rapat, beri lagi lem pada pinggiran tutup kaleng, biarkan sampai benar-benar kering.
- Carilah lapangan yang cukup luas dan sepi. Kalau ndak sepi tunggu sampai cukup sepi, jangan mengusir orang selapangan.
- Amankan lokasi, beri informasi kepada siapa saja yang ada di dekat lokasi peluncuran.
- Silakan bawa video recorder kalau mau.
- Kalkulasi kondisi lapangan dan angin.
- Carilah batu/landasan yang permukaannya datar dan letakkan di titik ideal, usahakan permukaan landasan tidak miring.
- Letakkan roket di atas landasan dan bakar sumbunya.
- Tunggu di situ sepuluh menit (just kidding ;)
- Mundur segera setidaknya sekitar 20 meter, makin jauh makin baik, terlalu jauh nggak kelihatan.
- Roket meluncur deh. Antisipasi jatuhnya roket, jangan sampai ada oknum yang terluka.
- Jika menggunakan timbangan dengan ketelitian yang payah, timbang bahan beberapa kali lipat dari resep, lalu bagi berdasarkan volume.
- Dewasalah! jangan-bermain-main dengan membahayakan orang lain. Itu sama sekali bukan hal yang keren!
- Terkadang sumbu terlihat padam di pertengahan jika pembuatan sumbu kurang baik, pastikan sumbu benar-benar padam (tunggu dua-tiga menitan) sebelum mendekati roket. Jika sumbu benar-benar padam, buat sumbu baru dan ulangi merakit roket.
- Jika ingin roket terbang lebih stabil, buatlah moncong (nose) yang aerodinamis, misalnya dari kepala shuttle cock dan tempelkan dengan kuat pada tutup kaleng.
- Saat membuat roket, saya sambil meminum susu kedelai dan hasilnya sukses. Silakan minum susu kedelai juga agar hasilnya sukses.
Baca juga:
Propelan sukrosa untuk roket
Selengkapnya...
Kamis, 02 Juni 2011
Persamaan Schrödinger
Persamaan Schrödinger dapat diturunkan dari persamaan umum gelombang:
Dengan melakukan separasi variabel
didapatkan
dari persamaan di atas dapat diperoleh dua persamaan, yaitu:
yang solusi umumnya untuk
mengingat
dan
, maka didapatkan solusi dari persamaan gelombang:
Jika mengambil model partikel dalam kotak
Jika menggunakan syarat batas φ(x) = 0 untuk x = 0, didapati bahwa koefisien C = 0 sehingga suku pertama dapat ditiadakan. Dengan mengingat persamaan ke-dua, solusi persamaan gelombang ini menjadi:
Sekarang kita menggambarkan gerak partikel dalam suatu keadaan ruang-waktu dengan beranggapan keadaan partikel dalam bentuk gelombang, maka kita dapat melakukan substitusi, di mana
dan ν = E/p, sehingga didapatkan
Dengan substitusi nilai ν serta substitusi , persamaan gelombang dapat dituliskan dalam bentuk:
mengingat
, maka
sehingga didapatkan bentuk persamaan Schrödinger:
atau
Catatan:
baca juga: Penyelesaian PDP orde-2 dengan Separasi Variabel
Selengkapnya...
Minggu, 29 Mei 2011
Pembuktian Teorema Thales
Berdasarkan Teorema Thales, pada segitiga circumcircle dengan salah satu rusuknya melalui pusat lingkaran (dengan kata lain diameter lingkaran), maka sudut di depan rusuk itu selalu sama dengan 90°. Pembuktiannya sebenarnya sangat sederhana, perhatikan gambar:

Karena OA, OB dan OC sama panjang (radius lingkaran), maka segitiga AOB dan BOC pastilah segitiga sama kaki, dengan demikian dan
. Mengingat jumlah sudut segitiga sama dengan 180°, maka:
Sederhana, bukan?